Akhir - akhir ini jarang banget nge blog, soalnya banyak banget kerjaan yang banyak printilannya, jadi meskipun ada waktu luang, cuman sebentar - sebentar mending dipake buat selonjoran sambil ngayal punya sofa pijet yang bisa bikin es krim otomatis cuman dengan main mainin alis.
Tapi menulis blog itu penting bagi saya pribadi, soalnya lumayan buat penyeimbang emosi. Kata - kata penyeimbang emosi itu kata - kata bapak saya ketika diprotes semua anaknya, kenapa masih aja nanem tumbuhan anthurium, padahal udah ga laku dimana - mana. Setelah kalah berdebat dengan anak - anaknya yang pake argumen "Law of Diminishing Return", bapak saya cuman bilang : "ini untuk penyeimbang emosi".
Yah, akhirnya saya juga nulis di blog ini juga karena alasan itu "Penyeimbang Emosi". Karena ini kebutuhan, maka kadang - kadang saya bingung mau cerita apa di blog.
Pas saya lagi nulis blog ini, tiba - tiba ada LINE temen yang nanya: "Gimana Ebola disana Bray?"
Bagi yang bingung "Bray" itu apa, cuman informasi aja, bray itu memiliki arti kayak "sobat", tapi di terminologi sekarang "bray" itu level ke alay annnya ada di antara "bro" dan "cuy". Penting dibahas karena banyak yang ngira bray itu kayak terminologi banci salon atau sama dengan "cyn".
Kembali soal LINE tadi, teman saya mempertanyakan tentang ebola. Jamak dipercaya oleh orang - orang Indonesia bahwa Afrika itu seolah adalah satu negara, padahal Afrika itu adalah benua yang terdiri dari puluhan negara. Banyak yang mengira bahwa karena Ebola menjangkiti Sierra Leone dan Liberia, yang mana ada di Afrika, maka dianggap semua negara yang di Afrika itu potensial terkena.
Sah - sah aja, karena memang Afrika Selatan adalah bagian dari Afrika. Tapi yang perlu dipahami bahwa tingkat kemajuan medis di negara ini jauh lebih maju dari Indonesia. Bahkan hampir seluruh riset tentang HIV/AIDS itu berpusat di sini. Untuk Ebola pun Afrika Selatan adalah negara dimana pusat penelitian penyakit ini oleh African Union dilakukan.
Afrika Selatan bahkan cukup keras menetapkan travel warning bagi negara - negara Afrika Barat. Meski banyak negara yang protes, tapi nih negara cuek aje, karena keselamatan bagi warganya emang nomer satu. Hingga saat ini tercatat zero case untuk ebola di Afrika Selatan.
Ngomong - ngomong soal keberanian, disamping travel ban atau travel warning, Afrika Selatan termasuk negara yang berani banget sama siapa saja dan negara apa saja. Bagi komunitas diplomatik yang kecil, kental sekali terasa betapa Amerika Serikat seolah bukan negara "istimewa" di Afrika Selatan. Afrika Selatan tidak segan - segan misalnya menolak visa diplomatik diplomat inggris, karena emang Inggris terkenal paling tengil kalo soal ngasih visa. Resiprositas berjalan sekali di sini. Indonesia? hmm masih banyak pertimbangan kali ya soal balas membalas.
Afrika Selatan bukan negara yang sempurna, tapi negara ini jelas punya keberanian dan stance yang kuat dalam mempertahankan haknya sebagai bangsa merdeka. Mungkin karena ini "legacy" dari Madiba (nelson mandela) yang mengakar kuat dan anti tirani ya. Banyak sekali "Resep Barat" yang tidak diindahkan oleh Afrika Selatan, meski kadang ini kurang bijak, tapi pesan kuat yang diambil adalah negara ini ngga manut begitu saja apa yang dikatakan oleh negara - negara adikuasa.
Aduh jadi ngomong ngalur ngidul....... tapi banyak negara afrika lain melihat Afsel sebagai "bang pitung" nya benua Afrika. Dada berbulu, Pinter silat (diplomasi). tahan peluru (persenjataan kuat), dan ngga takut sama kumpeni :)
Tidur dulu ah, kite sambung lagi kapan - kapan